Dilihat 0 Kali

001_767_IMG_20250509_085958.jpg
Seminar Nasional: Integrasi Perspektif dan Praktik Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial (GEDSI) dalam Dialog Antar

Jumat, 09 Mei 2025 08:30:00 WIB

Seminar Nasional: Integrasi Perspektif dan Praktik Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial (GEDSI) dalam Dialog Antaragama

Yogyakarta, 9 Mei 2025 – Dalam upaya memperkuat nilai-nilai inklusivitas dan toleransi antarumat beragama, tujuh perguruan tinggi di Yogyakarta menggelar Seminar Sehari bertajuk "Integrasi Perspektif dan Praktik Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial (GEDSI) dalam Dialog Antaragama." Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta, Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Kristen Duta Wacana, Universitas Sanata Dharma, Sekolah Tinggi Agama Buddha Syailendra, dan Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Jawa Dwipa, dengan dukungan dari The International Dialogue Centre (KAICIID).

Diselenggarakan di Aula Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, seminar ini dihadiri oleh 100 mahasiswa dari berbagai agama mulai Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha yang secara aktif terlibat dalam diskusi tentang bagaimana prinsip-prinsip GEDSI dapat diintegrasikan dalam praktik dialog antaragama di Indonesia.

Acara dibuka secara resmi oleh  Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Prof. Dr. Moch. Ichwan, S.Ag.,M.A, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya menjadikan ruang akademik sebagai laboratorium sosial bagi perdamaian, keadilan, dan keberpihakan pada kelompok rentan. Sementara itu, Dr. Suhadi, selaku perwakilan panitia dan dosen Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, menyampaikan urgensi untuk memperluas cakupan dialog antaragama agar tidak berhenti pada perbedaan teologis semata, tetapi juga menyentuh dimensi sosial-kemanusiaan yang konkret. “Dialog antaragama harus berpijak pada realitas sosial, termasuk persoalan diskriminasi gender, disabilitas, dan kelompok minoritas lainnya,” ujar Dr. Suhadi. Kegiatan ini juga menjadi momentum penting dengan dilakukannya penandatanganan nota kesepahaman kerja sama antar tujuh perguruan tinggi, sebagai bentuk komitmen bersama dalam mendorong integrasi nilai-nilai GEDSI dalam pendidikan, penelitian, dan pengabdian lintas iman.

Seminar ini terbagi menjadi dua sesi utama. Sesi pertama bertema “Teori dan Praktik Dialog Antaragama dan Inklusi Sosial di Indonesia”, menghadirkan Dr. Martinus Joko Lelono, Pr., M.Hum (Universitas Sanata Dharma), Gispa Ferdinanda (Sekolah Advokasi KBB), dan Dr. Najib Kailani (Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga), dengan moderator Khairul Ihsan (UNU Yogyakarta).

Sesi kedua mengangkat tema “Kesetaraan Gender dan Disabilitas dalam Dialog Antaragama di Indonesia,” yang dipandu oleh Gede Agus Siswadi (STAHN Jawa Dwipa), dengan narasumber: Risnawati Utami (Ohana Indonesia), Prof. Dr. Nur Azizah (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), Kustiani, Ph.D (STAB Syailendra), dan Pdt. Prof. Tabita Kartika Christiani, Ph.D (Universitas Kristen Duta Wacana).

Seminar ini tidak hanya memberikan pemahaman teoretis tentang GEDSI dalam dialog antaragama, tetapi juga menjadi wadah pembentukan jejaring lintas iman dan lintas kampus yang berorientasi pada perubahan sosial. Seruan bersama dari para peserta menutup kegiatan ini: mendorong gerakan dialog antaragama yang lebih transformatif, berpihak pada keadilan, dan inklusif terhadap seluruh lapisan masyarakat, tanpa terkecuali.