Tadarus Kewarganegaraan dengan tema "Eco-Citizenship: Agama, Lingkungan, dan Politik Kewarganegaraan" telah dilaksanakan pada lari Kamis, 31 Maret 2021 pada Pukul 13.30-15.30 melalui Zoom Meeting. Acara ini membahas mengenai diskursus kewarganegaraan yang selama ini lebih didominasi oleh diskusi mengenai politik identitas. Sementara itu krisis ekologi dan perubahan iklim semakin menuntut perhatian kita semua.
Beberapa pertanyaan dijawab dalam acara diskusi kali ini, diantaranya bagaimana kita bisa mulai menarik perbincangan kewarganegaraan ke dalam isu-isu ekologis? Ecological citizenship atau sering disingkat eco-citizenship merupakan konsep kewarganegaraan tentang kesadaran hak dan sekaligus mendorong tindakan individu, komunitas, dan organisasi warga untuk peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan hidupnya. Lebih dari itu, mungkinkah kita mengharapkan kontribusi agama baik aspek pengetahuan maupun praksis gerakannya dalam konteks ini?
Kesimpulanya bahwa hal paling mendasar dari permasalahan ekologi adalah sikap konsumtif masyarakat atau warga negara yang mengikuti perkembangan modernitas dengan sistem kapitalis dimana dalam praktiknya selalu mengeksploitasi alam. Untuk menjaga alam, upaya yang harus dilakukan salah satunya adalah meninggalkan praktek konsumtif dengan memanfaatkan alam secukupnya.
Acara yang dimoderatori oleh Alifah Nurul Fadilah (Pengurus Keluarga Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) ini mendiskusikan sekaligus menjawab beberapa pertanyaan di atas. Serial pertama 'Tadarus Kewarganegaraan' tahun ini diprakarsai oleh kolaborasi antara Pusat Riset PMB-BRIN (Pusat Riset Masyarakat dan Budaya-Badan Riset dan Inovasi Nasional), Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Lakpesdam-PBNU, Institut Kewaganegaraan Indonesia, dan Keluarga Mahasiswa Pascasarjana (KMP) UIN Sunan Kalijaga.
Acara ini dinarasumberi oleh Muhammad Khoirul Muqtafa, Ph.D. (Peneliti PMB-BRIN) dan Suhadi Cholil, Ph.D. (Dosen Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) dengan sambutan pembukaan oleh Lilis Mulyani, Ph.D. (Kepala Pusat Riset Masyarakat dan Budaya/ PMB, Badan Riset dan Inovasi Nasional/ BRIN).