Promovendus :
Mochammad Taufiq Ridho
Judul Disertasi :
AL-QUR’AN DAN PENYANDANG DISABILITAS: HETERODOKSI RESEPSI SURAT ‘ABASA 1-4 DI YAKETUNIS YOGYAKARTA
Promosi :
Jumat, 8 Oktober 2021,
Pukul: 09.30 WIB - Selesai
Zoom Cloud Meeting
Promotor :
Prof. Dr. H. Muhammad, M.Ag.
Ahmad Rafiq, M.Ag., M.A., Ph.D.
Penguji :
Dr. Ahmad Baedowi, M.Si.
Dr. Munirul Ichwan, Lc., M.A.
Prof. Dr. H. Abdul Mustaqim, M.Ag.
Dr. Astri Hanjarwati, S.Sos., M.A.
Abstraksi :
Kehadiran al-Qur‟an tidak hanya untuk kelompok tertentu, tetapi untuk seluruh umat manusia, tidak terkecuali penyandang disabilitas. Masing-masing orang bisa jadi mempunyai cara baca tersendiri dalam merespon atau berinteraksi dengan al-Qur‟an. Penyandang disabilitas Netra di Yaketunis Yogyakarta memiliki interpretasi tersendiri terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang mendiskusikan tentang disabilitas netra, khususnya Surah ‘Abasa 1-4. Cara baca mereka menggambarkan heterodoksi--dalam pengertian sosiologi Pierre Felix Bourdieu--terhadap penafsiran yang umumnya ada di dalam kitab-kitab tafsir.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengkaji pergulatan pemikiran Islam tentang disabilitas; (2) mengetahui konstruksi ortodoksi dalam penafsiran alQur‟an surah ‘Abasa 1-4; dan (3) mengetahui heterodoksi pemahaman surah ‘Abasa 1-4 dalam praktik di Yaketunis Yogyakarta. Penelitian ini bercorak kualitatif yang didesain sebagai penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research), dimana peneliti menggunakan teori habitus; doxa, ortodoksi dan heterodoksi dari Pierre Felix Bourdieu dan episteme dari Michel Foucault sebagai pisau analisisnya. Dengan menggunakan episteme pemikiran yang khas terhadap konteksnya, praktik-praktik pendidikan dan keagamaan di Yaketunis dilihat sebagai heterodoksi terhadap doxa dan ortodoksi pemahaman surah ‘Abasa 1-4.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa: (1) doktrin al-Qur’an tentang disabilitas tidak terbatas pada fisik manusia, tetapi juga terkait dengan perilaku sosial maupun spiritualitas yang non-fisik; (2) dalam kitab-kitab tafsir, ortodoksi Penafsiran surah ‘Abasa ayat 1-4 melahirkan konsepsi normatif-teologis yang menekankan konsep ta’dib (pembentukan karakter dan akhlak) dan ‘ishmah al-rasul; (3) heterodoksi pemahaman surah ‘Abasa 1-4 oleh Yaketunis Yogyakarta diimplementasikan dengan mewujudkan lembaga pendidikan, memperjuangkan visi kesetaraan, dan meningkatkan kepercayaan diri penyandang disabilitas demi mengangkat harkat martabat mereka di tengah masyarakat. Resepsi Yaketunis Yogyakarta atas surah ‘Abasa 1-4 inilah, yang kemudian mendorong gerakan sosial dengan spirit pragmatis-emansipatoris terhadap penyandang disabilitas melalui pendirian Yayasan, lembaga pendidikan, dan pengembangan al-Qur’an Braille di Indonesia.