Pada hari Ahad, 24 Oktober 2021 lalu telah dilaksanakan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Mahasiswa 5000 Doktor oleh Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia (Diktis Kemenag RI), Prof. Dr. Suyitno, M.Ag. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi tersebut dilaksanakan melalui Zoom Cloud Meeting.
Kegiatan monitoring dan evaluasi mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga penerima beasiswa 5000 Doktor (S3) diikuiti secara antusias oleh seluruh peserta. Tingginya antusias peserta menunjukkan bahwa kegiatan ini dianggap sangat penting oleh para mahasiswa. Acara ini diikuti penerima beasiswa 5000 Doktor (S3) angkatan 2017 s.d. 2019 Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof Al Makin dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih atas terselenggaranya kegiatan Monitoring dan Evaluasi Mahasiswa Program Beasiswa 5000 Doktor Diktis Kementerian Agama RI. Beliau berharap semoga kegiatan ini dapat memotivasi mahasiswa untuk segera menyelesaikan proses ujian dengan baik. Selain itu, beliau juga menyampaikan bahwa mahasiswa harus tetap semangat dan bersyukur atas beasiswa dan segera menyelesaikan studinya.
Kemudian dilanjutkan oleh Direktur Pascasarjana, Prof. Abdul Mustaqim, menyampaikan laporan perkembangan studi mahasiswa penerima beasiswa. Direktur juga menyampaikan permohonan khusus mengenai pengajuan dana untuk proses ujian-ujian terbuka dan tertutup. Prof. Abdul Mustaqim menegaskan komitmen Pascasarjana untuk mendukung dan mempercepat studi mahasiswa penerima beasiswa, namun tetap menjaga dan menjamin kualitas lulusan.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Prof. Suyitno menyampaikan bahwa progres beasiswa perlu treatmen sebelum masuk diantaranya dengan beberapa strategi antara lain: proposal yang matang; matrikulasi; mencantumkan RAB, mahasiswa harus lebih kreatif; evaluasi untuk mahasiswa; dan pemanfaatan sarana harus dioptimalkan.
Prof. Suyitno menegaskan kepada para penerima beasiswa agar dapat menyelesaikan studinya tepat waktu, yaitu 3 tahun, karena pembiayaan untuk program tersebut adalah uang negara dari APBN yang juga bagian pajak masyarakat. Tahun 2022, pembiayaan beasiswa akan menggunakan skema LPDP.
Prof. Suyitno juga menambahkan bahwa beliau sedang merencanakan program diktis kedepan yaitu transformasi institusional yang ditandai dari puluhan IAIN menjadi UIN, transformasi keilmuan (integrasi, interkoneksi ilmu) akan terjadi jika nanti sudah menjadi alumni, pengakuan learning digital. Kedepannya, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta khususnya pascasarjana harus mengikuti learning managemen, learning digital dan Internasionalisasi.