Yogyakarta, 6 Februari 2025 – Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta membuka rangkaian Sosialisasi Pembelajaran (Sospem) bagi mahasiswa baru Program Magister Interdisciplinary Islamic Studies (IIS) dan Doktor Studi Islam Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Semester Genap Tahun Akademik 2024/2025. Hari pertama kegiatan ini menekankan pentingnya peran mahasiswa pascasarjana sebagai scholar, yakni intelektual yang tidak hanya menguasai keilmuan, tetapi juga menjunjung tinggi integritas akademik dan kemandirian dalam studi.
Dalam sambutan pembukaannya, Prof. Noorhaidi Hasan, Ph.D., selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga, menegaskan bahwa mahasiswa magister dan doktor memiliki tanggung jawab lebih besar dibanding jenjang sebelumnya. Mereka bukan sekadar peserta didik, tetapi harus berkembang menjadi scholar sejati—pemikir yang mampu menghasilkan karya ilmiah berkualitas, berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, serta menjunjung tinggi etika akademik. "Menjadi mahasiswa pascasarjana bukan hanya tentang menyelesaikan studi, tetapi juga membentuk karakter sebagai akademisi yang kritis, mandiri, dan memiliki komitmen terhadap kejujuran intelektual," tegasnya.
Setelah pembukaan, Ahmad Rafiq, Ph.D. selaku (Plt) Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, memberikan pengantar mengenai sosialisasi pembelajaran. Dalam penyampaiannya, ia menjelaskan gambaran umum sistem perkuliahan serta aturan akademik yang perlu dipahami mahasiswa selama menempuh studi. Ia juga menekankan bahwa mahasiswa pascasarjana dituntut untuk memiliki kemandirian akademik, baik dalam mengelola studi mereka maupun dalam menghadapi tantangan penelitian dan pengembangan keilmuan.
Materi berikutnya, Relasi Sosial: Empati dan Komunikasi yang dibawakan oleh Dr. Nina Mariani Noor, MA., dan Dr. Ita Rodiah, M.Hum., dengan moderator Dr. Ramadhanita M. Sari, MA. Dalam sesi ini, mahasiswa diajak untuk memahami bahwa keberhasilan akademik tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan individu, tetapi juga oleh kemampuan membangun komunikasi yang efektif dan menumbuhkan empati dalam interaksi akademik. Lingkungan akademik yang inklusif dan produktif hanya dapat terwujud jika setiap scholar mampu berkolaborasi dan menghargai perspektif yang beragam.
Sesi berikutnya, Academic Integrity, disampaikan oleh Dr. Sunarwoto, MA., yang menyoroti pentingnya kejujuran akademik dalam penelitian dan penulisan ilmiah. Ia menegaskan bahwa integritas akademik bukan sekadar kepatuhan terhadap aturan, tetapi juga mencerminkan profesionalisme dan tanggung jawab seorang akademisi. Plagiarisme, manipulasi data, dan tindakan tidak etis lainnya harus dihindari, karena tidak hanya mencoreng nama individu, tetapi juga merusak kredibilitas akademik secara keseluruhan.
Hari pertama Sospem ditutup dengan materi Regulasi Diri: Adaptasi, Manajemen Waktu, Goalsetting, dan Resiliensi, yang dibawakan oleh Dr. Yunus Masrukhin, MA., dengan Dr. Ahmad Fauzi, M.Si., sebagai moderator. Mahasiswa dibekali strategi dalam mengatur waktu, menetapkan tujuan akademik, serta membangun daya tahan terhadap tekanan studi. Regulasi diri menjadi keterampilan kunci bagi mahasiswa magister dan doktor dalam menghadapi tantangan akademik yang semakin kompleks.
Rangkaian kegiatan di hari pertama Sospem berlangsung dengan antusiasme tinggi dari para mahasiswa baru. Dengan pembekalan yang komprehensif ini, diharapkan mereka dapat lebih siap menghadapi tantangan akademik, menjaga integritas dalam penelitian, serta membangun lingkungan studi yang kolaboratif dan dinamis. Sebagai scholar, mereka tidak hanya dituntut untuk menyerap ilmu, tetapi juga untuk mengolah, mengembangkan, dan menyebarkannya dengan penuh tanggung jawab.