Dilihat 0 Kali

001_646_1754435274.jpeg
Prof. Machasin Hadiri Silatnas FKUB

Kamis, 07 Agustus 2025 14:33:00 WIB

Prof. Machasin Hadiri Silatnas FKUB Bersama Ratusan Tokoh Lintas Agama, Teguhkan Komitmen Kerukunan

Yogyakarta – Dosen dan Ketua Dewan Penasihat Akademik (DPA) Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Prof. Machasin, turut menghadiri kegiatan Silaturahim Nasional (Silatnas) Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Lembaga Keagamaan yang berlangsung pada 5–7 Agustus 2025.

Silatnas yang diinisiasi oleh Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama ini diikuti lebih dari 350 peserta dari seluruh provinsi. Para peserta berasal dari unsur Kepala Kanwil Kemenag provinsi, Ketua Tim Kerja KUB, hingga pejabat Eselon I dan II Kemenag.

Sehubungan dengan kehadirannya dalam Silaknas ini, Prof. Machasin menyampaikan bahwa Perguruan Tinggi Agama Islam seharusnya lebih banyak hadir secara aktif dalam upaya mengukuhkan kerukunan dan kehidupan damai di negeri ini.

"Kehadiran tersebut sangat penting, karena jika tidak, ruang-ruang publik akan diisi oleh pihak lain yang belum tentu sejalan dengan cita-cita kemerdekaan yang bulan ini akan kita peringati proklamasinya," ujar Prof Machasin. 

Rangkaian kegiatan diawali dengan kunjungan ke Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal, simbol dua agama besar yang berdampingan damai di ibu kota.

Prof. Machasin dan peserta lain disambut oleh Susyana Suwadie serta perwakilan Keuskupan Agung Jakarta saat tiba di Gereja Katedral.

Dalam kesempatan tersebut, Susyana menjelaskan sejarah gereja tersebut yang telah berdiri lebih dari satu abad.

“Keberadaannya yang berdampingan dengan Masjid Istiqlal menjadikannya simbol koeksistensi yang khas Indonesia,” ujarnya, Selasa (5/8/2025).

Usai dari Katedral, rombongan melanjutkan kunjungan ke Masjid Istiqlal dan diterima langsung oleh Imam Besar Masjid Istiqlal sekaligus Menteri Agama, Nasaruddin Umar.

Kunjungan ke dua rumah ibadah ini menjadi pembuka rangkaian Silatnas FKUB dan Lembaga Keagamaan, yang bertujuan meneguhkan semangat persaudaraan lintas iman dan menyusun arah baru kebijakan yang berbasis cinta dan keadaban menuju Indonesia 2045.

Dalam sambutannya, Menag Nasaruddin menyampaikan keprihatinannya atas peristiwa intoleransi yang menimpa sebagian umat Kristen di Sukabumi dan Padang.

“Saya sangat menyesalkan terjadinya insiden-insiden tersebut. Itu menandakan bahwa kita masih punya pekerjaan besar dalam membangun kedewasaan spiritual dan sosial,” ujar Nasaruddin.

Ia menekankan pentingnya pemahaman agama yang luas dan mendalam sebagai fondasi untuk menjalin harmoni antarumat.

“Inti dari seluruh ajaran agama adalah cinta, bukan kebencian. Karena itu, Kementerian Agama mengembangkan Kurikulum Cinta, agar masyarakat sejak dini mampu hidup dengan kasih, welas asih, dan penghargaan pada sesama,” tegasnya.

Lebih lanjut, Kurikulum Cinta ini diharapkan mampu menghapus kesalahpahaman antarumat beragama dan membangun kehidupan sosial yang rukun tanpa prasangka.