Youth Across Diversity Internship Program Magang Lintas Kampus dan Komunitas
Youth Across Diversity Internship Program Magang Lintas Kampus dan Komunitas
Yayasan Keadilan dan Perdamaian Indonesia (YKPI) berkolaborasi dengan UNU Jogja melalui Center for Gender Equality, Disability, and Social Inclusion (GEDSI), Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) menggelar program magang mahasiswa lintas kampus selama 3 bulan, Februari – April 2025.
Program magang Youth Across Diversity merupakan salah satu program untuk menjempatani Gerakan sipil dengan Gerakan kampus dalam hal menciptakan perubahan sosial dan struktural yang mempromosikan keadilan, Membuka ruang belajar dan berkarya bagi orang muda lintas keberagaman dalam pengembangan pemikiran kritis dan kreativitas peserta magang dalam menanggapi isu ketidakadilan dan penindasan yang memengaruhi mereka, komunitas mereka, dan masyarakat secara keseluruhan dan Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan ketrampilan orang muda dalam memajukan dan mempromosikan keberagaman – inklusi sosial, KBB, HAM, Gender, keadilan dan perdamaian.
Ada kurang lebih 50 peserta dari Yogyakarta, NTT, Aceh, NTB, Jawa Timur, dan DKI Jakarta yang mengikuti rangkaian kegiatan dalam program ini selama 3 bulan ke depan. Peserta akan mengikuti 9 kali pertemuan di kelas, 6 kali pendalaman materi secara online dan terjun ke lapangan di berbagai komunitas/lembaga sesuai dengan minat dari masing-masing peserta selama satu bulan.
Mereka mendapatkan pelatihan tentang isu-isu yang berkaitan dengan HAM, kebebasan beragama atau berkeyakinan, demokrasi, toleransi, dan ekologi yang digagas GEDSI (Gender Equality, Disability and Social Inclusion). Selain itu, mereka juga dibekali dengan keterampilan advokasi dan kampanye untuk mengemas isu-isu yang kontroversial dengan narasi perubahan yang memperkuat persatuan dalam keberagaman.
Bagi YKPI, orang muda adalah kelompok strategis yang berpotensi menjadi agen perubahan, mengacu pada data sensus penduduk tahun 2020 yang menunjukkan jumlah penduduk sebesar 270,2 juta jiwa dimana Generasi Z mendominasi angka populasi tersebut, yakni sebanyak 74,93 juta jiwa atau 27,94% dari keseluruhan populasi, sedangkan generasi milenial sebanyak 69,38 juta jiwa. Lebih jauh lagi, orang muda mengungguli kelompok usia lain dalam hal berpikir kritis dan daya cipta. Magang orang muda lintas keberagaman ini memberikan kesempatan yang sangat baik bagi kaum muda untuk membangun koneksi dan komunitas.
Kampus merupakan salah satu lokasi di mana generasi muda berkumpul untuk menciptakan gerakan dan melawan ketidakadilan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mencari cara menghubungkan gerakan yang ada di kampus dengan gerakan masyarakat sipil yang lebih luas. Tugas kita bersama adalah menjalin sinergi antara aktivitas di kampus dan inisiatif masyarakat, sehingga perjuangan melawan ketidakadilan dapat lebih efektif dan berdampak. Dengan kolaborasi ini, kita bisa memperkuat suara dan aksi yang diambil untuk menciptakan perubahan yang positif.
Membaca kondisi terkini di Indonesia, nyatanya masih banyak generasi muda yang memiliki pandangan ekstrim dan intoleran. Temuan survei tahun 2017 oleh PPIM UIN Jakarta di 34 provinsi menunjukkan bahwa pelajar dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi punya opini keagamaan yang intoleran sebesar 51,1% dan pandangan radikal 58,5%. Dari responden survei berjumlah 1859 itu, perolehan angka anak muda yang mendukung persekusi terhadap kelompok minoritas keagamaan adalah 86,55%. Temuan ini tentu ironis dan menegaskan kesan bahwa generasi muda rawan terjerumus ke dalam ideologi radikalisme dan tindak ekstremisme berbasis keagamaan. Badan Intelijen Negara (BIN) juga telah mengonfirmasi survei BNPT terbaru yang mengatakan kalau 85% rentan terhadap ideologi radikalisme tersebut. Ini menjadi fakta miris mengingat generasi muda kini menjadi populasi dominan di Indonesia dengan jumlah total 53,81% (dengan rincian 27,94% Gen Z dan 25,87% Milenial). Selain masalah intoleransi yang ada di lingkungan kampus, kita juga melihat peningkatan dalam kasus kekerasan, termasuk di dalamnya kekerasan seksual. Fenomena ini menunjukkan bahwa selain tantangan intoleransi, kekerasan di kampus, terutama yang berkaitan dengan seksual, semakin menjadi perhatian serius, sebagaimana data yang di himpun oleh Kumparan https://kumparan.com/kumparannews/komnas-perempuan-ada-1-133-kasus-kekerasan-seksual-di-kampus-23BeXo51CSp
YKPI memiliki komitmen yang kuat untuk terlibat membangun tatanan dunia yang bebas dari kekerasan, ketidakadilan dan penindasan serta meyakini bahwa setiap orang berharga dan memiliki kekuatan kasih yang dapat mengatasi kekerasan dan ketidakadilan. Program magang yang rutin dilakukan YKPI ini bertujuan membangun ruang belajar bagi orang muda dan menumbuhkan gerakan bina damai melalui aksi tanpa kekerasan untuk meniadakan kekerasan, ketidakadilan dan penindasan. Proses magang ini memperluas pengetahuan peserta melalui pembelajaran di kelas dan meningkatkan keterampilan analisis dan berpikir kritis mereka di luar kelas, dengan bantuan mentor yang kompeten dan berpengetahuan luas dalam bidang khusus isu gender-feminis, keragaman seksual, hak asasi manusia, disabilitas, dan ekologi. Para peserta magang dilatih dalam pendekatan kampanye perubahan naratif, mengemas isu, pembuatan konten, dan pengembangan kampanye advokasi sosial dan struktural. Selama magang, para peserta magang menjalani tiga tahap pembelajaran: memperoleh pengetahuan selama dua bulan pertama (pembelajaran kognitif), meningkatkan keterampilan melalui kampanye dan advokasi selama dua bulan kedua, dan menerapkan pengetahuan pada situasi komunitas di kehidupan nyata, yang melibatkan kerja lapangan dengan komunitas untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah serta mengembangkan rencana aksi yang tepat dalam dua bulan terakhi
Program yang melibatkan banyak orang muda ini membangun kemitraan kreatif bersama kelompok muda, dan mendorong mereka untuk dapat berkontribusi dalam memunculkan kepemimpinan pemuda feminist, berkomitmen terhadap pembangunan keadilan dan tata dunia yang damai, penghormatan terhadap HAM dan keberagaman di lingkungan mereka sendiri.
CP : Merry 08123024008