Dilihat 0 Kali

001_648_IMG-20250805-WA0038.jpg
Prof. Nur Ichwan

Rabu, 06 Agustus 2025 10:44:00 WIB

Direktur Pascasarjana Mengemukakan Pandangan dalam Intisyar Dusturi Ma’had Aly

Yogyakarta – Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Prof. Nur Ichwan, hadir dan menjadi narasumber dalam kegiatan Intisyar Dusturi Pendidikan Ma’had Aly yang berlangsung pada 1 Juli hingga 2 Agustus 2025. Acara ini diselenggarakan oleh Subdit Pendidikan Ma’had Aly, Direktorat Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI.

Dalam forum ini, Prof. Ichwan membagikan pandangannya terkait posisi strategis Ma’had Aly dalam lanskap pendidikan Islam, baik secara regulatif maupun historis.

“Distingsi Ma’had Aly berdasarkan regulasi dan konstruksi sejarah pendidikan Islam di dunia menunjukkan posisinya yang setara dengan universitas,” ujar Prof. Ichwan pada Jumat (1/8/2025).

Menurutnya, Ma’had Aly memiliki karakteristik yang sangat jelas, yaitu sebagai lembaga kaderisasi ulama yang mengakar kuat dalam tradisi pesantren. Distingsi ini tidak hanya terletak pada tujuan kelembagaannya, tetapi juga pada pendekatan keilmuannya yang khas.

Lebih lanjut, Prof. Ichwan menjelaskan bahwa keunikan mutu Ma’had Aly tercermin dalam metodologi penulisan ilmiah yang diwarisi dari ulama klasik dan masih dilestarikan di pesantren, sebagai contoh yakni:

  • Tahqīq: penyuntingan kritis manuskrip untuk mengembalikan keaslian teks;
  • Taʿlīq: catatan pinggir yang tajam dan kontekstual;
  • Syarḥ: menguraikan dan menjelaskan teks utama (matn) secara komprehensif;
  • Ḥāsyiyah: komentar lanjut atas penjelasan sebelumnya dalam satu rantai tradisi keilmuan.

“Ini bukan sekadar teknik menulis, tetapi cermin dari sistem berpikir khas pesantren. Setiap metode memuat tanggung jawab adab dan keilmuan. Ketika Ma’had Aly mengintegrasikan metode ini ke dalam standar mutu, itu artinya ia sedang menyusun jati dirinya secara epistemologis,” jelasnya.

Lebih dari Sosialisasi Regulasi

Kegiatan Intisyar Dusturi Pendidikan Ma’had Aly juga menjadi momen penting untuk menyosialisasikan dua regulasi kunci, yakni Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 941 Tahun 2024 tentang Standar Mutu Pendidikan Ma’had Aly, serta KMA Nomor 128 Tahun 2025 tentang Sistem Penjaminan Mutu.

Namun demikian, menurut Kasubdit Pendidikan Ma’had Aly sekaligus penanggung jawab forum, Mahrus, kegiatan ini tidak semata-mata bertujuan menyampaikan kebijakan.

“Yang kita lakukan hari ini bukan hanya menyampaikan regulasi. Kita sedang membangun kesadaran kelembagaan. Ma’had Aly punya ruh, punya khittah, dan membutuhkan cara berpikir yang khas,” ungkapnya.

Ia menekankan bahwa Intisyar Dusturi adalah bagian dari proses penyusunan ulang paradigma mutu dan identitas Ma’had Aly sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam berbasis pesantren.

Selama tiga hari kegiatan, peserta yang terdiri dari unsur Majelis Masyayikh, Direktorat Pesantren, Kabid Pendidikan Pesantren Kanwil Kemenag DIY, para mudir Ma’had Aly, hingga Ketua Asosiasi Ma’had Aly dari berbagai wilayah, mendalami filosofi regulasi, mengeksplorasi praktik baik tata kelola, serta merumuskan strategi implementasi berbasis konteks lokal.

Kegiatan ini ditutup dengan komitmen bersama untuk menjaga khittah Ma’had Aly sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam yang tidak hanya kuat secara regulatif, tetapi juga bermakna secara ruhani dan keilmuan.