Dilihat 0 Kali

001_960_proff machasin.jpg

Senin, 15 Desember 2025 16:31:00 WIB

GRS ke-4: Menggugat Masa Lalu (al-Turāts), Menjemput Masa Depan (al-Tajdīd)

Yogyakarta, 11 Desember 2025, pukul 15.00 — Graduate Reading Space (GRS) yang bertempat di halaman Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga kembali menjadi ruang diskusi intelektual melalui perdebatan filosofis yang menggugat fondasi pemikiran lama.

Kegiatan rutin mingguan kali ini diampu oleh Prof. Dr. Machasin, M.A., dan diikuti oleh mahasiswa Pascasarjana serta mahasiswa dari berbagai fakultas. Pada sesi keempat ini, diskusi melanjutkan pembacaan dan pendalaman terhadap buku al-Turāts wa al-Tajdīd karya Hasan Hanafi.

Baca Juga: GRS Season 3: Menggali Ulang al-Turāṡ wa al-Tajdīd Karya Hasan Hanafi bersama Prof. Machasin

Prof. Machasin memberikan analisis tajam mengenai faktor-faktor yang menghambat kemajuan ilmiah dan kemerdekaan berpikir dalam tubuh umat Islam. Warisan intelektual klasik—khususnya dalam bidang teologi dan filsafat yang diwakili oleh tokoh-tokoh seperti Al-Kindi dan Al-Farabi—dikritik sebagai salah satu akar persoalan yang melanggengkan pola pikir stagnan.

Kepercayaan terhadap konsep qaḍā’ dan qadar, lanjutnya, kerap berubah menjadi beban psikologis yang membelenggu. Konsep tersebut sering digunakan untuk membenarkan kegagalan dengan dalih bahwa sekuat apa pun usaha manusia, takdir tidak dapat dihindari.

Poin krusial lain yang mengemuka dalam diskusi adalah posisi akal. Dalam tradisi pemikiran lama, akal sering kali hanya ditempatkan sebagai alat pembenar teks agama, bukan sebagai instrumen kritis untuk menganalisis realitas secara mandiri. Akibatnya, tradisi berpikir menjadi stagnan dan terjebak dalam pola imitatif yang membelenggu kebebasan intelektual.

Baca Juga: GRS Season 2: Membedah “The Idea of an Anthropology of Islam” bersama Dr. Sunarwoto

“Kenyataan ini memang sulit dimungkiri, misalnya dalam merespons bencana yang terjadi di Pulau Sumatera hari ini,” ujar Prof. Machasin.

Kepiawaian Prof. Machasin dalam membedah gagasan al-Turāts wa al-Tajdīd memantik antusiasme peserta. Diskusi pun berlanjut dengan sesi tanya jawab dan dialog produktif di akhir pembacaan kitab.

(KMP: Moh. Badrus Sholeh)