KMP UIN Suka Menyelenggarakan Kelas Metodologi Penelitian dan Bedah Artikel
.jpg)
pamflet acara
Sabtu, 16 April 2022 KMP (Keluarga Mahasiswa Pascasarjana) UIN Suka menyelenggarakan kelas metodologi penelitian dan bedah artikel. Kelas yang berlangsung dari pukul 12.30 WIB ini dilaksanakan melalui Zoom Meeting. Peserta yang mengikuti acara ini akan mendapatkan e-sertifikat yang telah disediakan panitia.
Pada kelas kali ini dosen UIN Raden Mas Said Surakarta Lukman Fajariyah, M.A berkesempatan untuk menjadi narasumber. Tujuan diadakanya kelas ini adalah memberikan pemahaman mengenai alasan yang dimiliki peneliti dalam menentukan metode penelitian yang dilakukan dan memahami dengan cara melihat kerja metodologi dalam penelitian.
Acara yang dimoderatori oleh Kusnun Kosmatun, S.sos. ini diikuti beberapa peserta yang terdiri dari beberapa mahasiswa Pascasarjana UIN Suka. Judul artikel yang dibedah adalah The social stratification of the Madurese society and its implication on the usage of Bhasa Madhura (Metode Studi Pustaka).
Tulisan dalam artikel tersebut mengeksplorasi kehidupan stratifikasi sosial masyarakat Madura dan penggunaan Bhasa Madhura (bahasa Madura) dengan menggunakan dua teori, yaitu teori fungsionalisme struktural Talcott Parsons dan teori stratifikasi oleh Paul B. Horton. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode deskriptif kualitatif.
Penulis mendasarkan penelitian tersebut pada tinjauan pustaka dan data empiris melalui observasi dan wawancara. Melalui analisis data, penulis menemukan beberapa temuan. Pertama, gaya stratifikasi sosial masyarakat Madura dalam konteks status, kelas, dan pekerjaan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu tingkatan komunitas oreng kenek, pongghaba, dan parjaji. Kedua, gaya stratifikasi sosial dari konteks keagamaan dibagi menjadi enam jenis, antara lain keyae, ajji, modin, bindharah, santre, dan banne santre. Ketiga, penggunaan Bhasa Madhura dalam stratifikasi sosial masyarakat Madura terbagi menjadi honorifik (ungkapan penghormatan) yang berbeda-beda, mulai dari honorifik yang paling tinggi dan paling santun hingga yang paling rendah atau honorifik yang tidak sopan. Selain itu, penggunaan gaya abhasa (enggi-bunten) dan gaya ta’abhasa (enja’-iye) juga terjadi dalam beberapa aspek kehidupan kondisional dan kontekstual orang Madura. Temuan penelitian ini dapat digunakan untuk menyarankan pelestarian Bhasa Madhura dalam ranah stratifikasi sosial.