Yogyakarta — Graduate Reading Space (GRS) edisi ketiga berlangsung pada Kamis, 27 November 2025, pukul 15.00, bertempat di halaman terbuka Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga.
Sesi ini kembali menghadirkan Prof. Machasin, M.A sebagai narasumber. Kegiatan tersebut diikuti tidak hanya oleh mahasiswa Pascasarjana, tetapi juga mahasiswa dari berbagai fakultas lainnya. Pembacaan kali ini melanjutkan diskusi sebelumnya atas karya Hasan Hanafi al-Turāṡ wa al-Tajdīd.
Prof. Machasin menjelaskan paragraf pertama halaman 16, di mana Hasan Hanafi memahami al-turāṡ sebagai seluruh warisan intelektual yang diwariskan kepada kita dari suatu periode sejarah yang mapan, bukan sekadar peninggalan masa lalu. Warisan tersebut lahir dari konteks sosial dan intelektual yang berbeda dari masa kini, sehingga sering kali memuat pertanyaan-pertanyaan historis yang tidak lagi relevan bagi masyarakat modern.
Baca Juga: GRS Season 2: Membedah “The Idea of an Anthropology of Islam” bersama Dr. Sunarwoto
Karena itu, menurut Hanafi, al-turāṡ perlu dibaca ulang secara kritis melalui al-tajdīd. Prof. Machasin menegaskan bahwa sikap kritis ini tidak dimaksudkan untuk menolak tradisi, melainkan untuk membangunnya kembali dalam konteks baru agar ilmu-ilmu keislaman—seperti teologi, fikih, filsafat, dan tafsir—tetap dapat menjawab tantangan zaman.
“Kita membangun kembali tradisi, bukan merobohkannya,” ujarnya.
Setelah pemaparan selesai, peserta diberi kesempatan untuk bertanya. Empat peserta menyampaikan pertanyaan dengan sudut pandang yang beragam, sehingga diskusi berlangsung hidup dan mendalam.
Antusiasme peserta dari dalam maupun luar Pascasarjana menunjukkan bahwa pemikiran Hasan Hanafi masih relevan dan menarik untuk dikaji dalam studi keislaman kontemporer. (KMP by: Raisa Zuhra Salsabila Awaluddin).
Baca Juga: Graduate Reading Space: Mengaji Hasan Hanafi Bersama Prof. Machasin