Yogyakarta - Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menjadi tuan rumah penyelenggaraan Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) Forum Direktur Pascasarjana (FORDIPAS) PTKIN se-Indonesia dan The 5th International Conference on Islam, Law, and Society (INCOILS 2025) yang digelar pada 21–23 November 2025 di Hotel Grand Rohan Yogyakarta.
Kegiatan ini dihadiri para Direktur
Pascasarjana PTKIN dari seluruh Indonesia,
Dalam sambutannya, Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. Moch. Nur Ichwan, MA, menegaskan bahwa penyelenggaraan FORDIPAS dan INCOILS tidak sekadar menjadi agenda seremonial, melainkan momentum strategis untuk meninjau kembali arah pembangunan pendidikan tinggi Islam di Indonesia.
Forum ini, menurutnya, merupakan ruang reflektif untuk
memperbarui visi keilmuan, memperkuat inovasi akademik, dan meneguhkan
kepemimpinan intelektual dalam menghadapi dinamika perkembangan studi Islam di
era kontemporer.
“Forum ini menjadi ruang untuk berbagi pandangan,
penelitian, dan pengalaman dalam mengajar agama, hukum, dan isu-isu lingkungan.
Seluruhnya akan dikaji secara komprehensif dalam kegiatan ini,” ujarnya Jumat (21/11/2025).
Lebih jauh, Prof. Nur Ichwan menjelaskan bahwa forum
tahun ini juga melahirkan gagasan strategis berupa pembentukan asosiasi Program
Studi Studi Islam pada jenjang doktor. Inisiatif tersebut dianggap penting
untuk memperkuat konsolidasi kurikulum, arah riset, serta ekosistem keilmuan
pascasarjana.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua FORDIPAS, Prof. Dr. H. Akhyak, M.Ag., menegaskan bahwa penyelenggaraan INCOILS 2025 diarahkan untuk mencapai sejumlah tujuan strategis. Forum ini berupaya mengkaji kembali studi keislaman dalam konteks modernitas, memperkuat pengembangan program akademik di lingkungan Pascasarjana PTKIN, serta meningkatkan reputasi akademik melalui penguatan riset dan publikasi ilmiah.
“Konferensi ini menjadi wujud komitmen Pascasarjana PTKIN dalam membangun hubungan akademik yang berkelanjutan dan memperkuat masa depan pengembangan keilmuan di Indonesia,,” ujarnya.
Dengan hadirnya lebih dari 150 pemakalah dari berbagai disiplin ilmu dan munculnya beragam gagasan baru, Prof. Akhyak menilai bahwa forum ini menjadi langkah signifikan dalam memperkuat posisi Pascasarjana sebagai pusat produksi dan diseminasi pengetahuan yang relevan.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, menegaskan pentingnya penguatan otoritas keilmuan Pascasarjana PTKIN sebagai rujukan akademik nasional.
Ia menekankan perlunya menghadirkan ruang Pascasarjana yang khidmah, tulus, dan otentik sehingga proses bimbingan akademik mampu menghasilkan dampak nyata.
“Kualitas mahasiswa akan menentukan kualitas dosen di masa depan, karena mereka akan meniru tradisi akademik yang kita contohkan,” tegasnya.
Beliau juga mengingatkan bahwa proses pendidikan pascasarjana harus menghasilkan hilirisasi keilmuan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“Sudah saatnya kita tidak hanya menghasilkan output, tetapi outcome. Ilmu dan penelitian yang kita lakukan harus benar-benar terhilirisasi dan berdampak,” ujarnya.
Setelah dibuka secara resmi oleh Sekretaris Jenderal
Kementerian Agama, rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi dari
para narasumber, baik dari dalam maupun luar negeri, yang menyajikan beragam
perspektif mengenai agama, hukum, dan keberlanjutan lingkungan.
Kegiatan Silaknas dan The 5th International Conference on Islam, Law, and Society (INCOILS 2025) juga diisi dengan presentasi makalah para peserta serta sesi ulasan (review) yang dipandu oleh para pakar sesuai rumpun keilmuan masing-masing.
Keseluruhan rangkaian kegiatan ini menunjukkan dinamika intelektual yang produktif sekaligus menegaskan peran Pascasarjana sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan yang progresif dan berorientasi masa depan.