Raih Doktor Usai Teliti Filsafat Pendidikan Pesantren Salafiyah
Ahmad Sulton mahasiswa Program Doktor (S3) Studi Islam Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta berhasil meraih gelar doktor dalam Bidang Kependidikan Islam (KI) setelah melaksanakan Sidang Promosi Doktor pada Senin, 27 Juni 2022, pukul 10.00 WIB di aula Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga. Ia mengangkat disertasi dengan judul “ FILSAFAT PENDIDIKAN PESANTREN SALAFIYAH (Studi Landasan Filsafat Pendidikan di Pondok Pesantren Roudlotul Muhsinin Al-Maqbul Kuwolu Bululawang Malang Jawa Timur)“.
Disertasi tersebut diuji oleh Prof. Dr. Sangkot Sirait, M.Ag., dan Prof. Dr. H. Mahmud arif, M.Ag. yang sekaligus promotor, dan para tim penguji yang terdiri dari Dr. Alim Roswantoro, M.Ag., Dr. Hj. Maemonah, M.Ag., Dr. H. Oman fathurrahman SW, M.Ag., dan Dr. H. Waryono Abdul Ghofur, M.Ag.
Ahmad Sulton mengatakan penelitiannya dilatarbelakangi oleh kritik terhadap kegiatan pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan Islam yang tidak memiliki kerangka filosofis pendidikan Islam yang mandiri dan kokoh, tetapi hanya mengadopsi filosofi (ide) pendidikan Barat.
Dalam kasus pesantren al-Maqbul, sebagai salah satu pesantren “terkemuka” yang tidak terpengaruh oleh filsafat Barat tetapi mempertahankan sistem pendidikan tradisional, ia tidak ingin mengubah statusnya untuk menjadi pesantren modern.
Tujuan dari penelitianya adalah untuk mendeskripsikan alasan pesantren al-Maqbul masih bersikukuh untuk menerapkan pendidikan tradisional dilihat dari perspektif Pendidikan Islam yang terdiri dari landasan ontologi, epistimologi, dan aksiologi.
Beberapa temuan yang ia dapatkan adalah pertama, pesantren al-Maqbul tetap bersisukukuh dengan Pendidikan tradisonalnya tidak lepas dari konstruksi filsafat pendidikanya. Dalam memahaminya ia melakukan dua hal yakni mengetahui rumusan tujuan Pendidikan dan pengaruh keyakinan filosofis yang terdiri dari landasan ontologi, epistimologi, dan aksiologi.
Kedua, Kecenderungan Monisme dapat ditemukan dalam ontologi filsafat pendidikan di pesantren al-Maqbul. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa Pendidikan yang dijalankan oleh pesantren al-Maqbul menempatkan Tuhan, manusia, dan alam semesta sebagai objeknya.
Ketiga, Kecenderungan Bayani dapat ditemukan dalam epistemology pendidikan di pesantren al Maqbul, namun bukan berarti pesantren alMaqbul meniadakan nalar Burhani dan Irfani. Nalar Burhani tampil dalam ilmu-ilmu seperti logika, kalam, dan ushul fiqh yang berbau penalaran dengan tetap menggunakan referensi wahyu diajarkan di pesantren al-Maqbul. Sementara itu, nalar Irfani dalam epistemologi pendidikan, ditemukan dalam keyakinan pesantren al-Maqbul tentang ilmu laduni.
Setelah memaparkan penelitianya ia berhasil mempertahankan disertasinya dan medapatkan gelar doktor. Ahmad Sulton berhasil mendapatkan nilai sangat memuaskan (cumlaude) dan ia menjadi doktor yang ke 832 Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.(MF. Niam)