Tips and Tricks Lulus Cepat dari Wisudawan Tercepat dan Terbaik Program Doktor Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

Mochamad Iskarim merupakan mahasiswa S3 Studi Islam konsentrasi Kependidikan Islam (KI) Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga yang meraih predikat wisudawan terbaik dan tercepat pada sidang senat terbuka wisuda sarjana, magister, dan doktor periode ketiga 16 juni 2022. Ia menyelesaikan studi doktornya selama 2 tahun 6 bulan 14 hari dengan IPK 3,94.

Apa motivasinya agar dapat segera merampungkan studi?

“Berani memulai, harus berani menuntaskan”. Kalimat ini sederhana tetapi penuh makna, terlebih bagi siapapun yang akan dan sudah memulai studi lanjut, baik jenjang Magister ataupun Doktor. Daya magic kalimat ini pun yang juga menjadi motivasi saya dalam menyelesaikan studi Doktor di Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam waktu 2 tahun 6 bulan 14 hari dengan Indeks Prestasi Komulatif 3,94.

Apa tips dan trik supaya bisa cepat selesai studi?

Baiklah, pada kesempatan ini akan saya sampaikan resep istimewa supaya studi cepat selesai dengan hasil memuaskan (tentu versi saya ya). Pertama, Orientasi dan Motivasi. Ini penting bagi siapapun yang akan melanjutkan studi pascasarjana. Orientasi dan motivasi kita akan sangat menentukan efektivitas kegiatan akademik selama studi.

Yang diharapkan adalah orientasi dan motivasi masa depan (futuristik) yang akan segera kita raih setelah lulus. Misalnya, karir masa depan kita, posisi strategis yang berkontribusi kepada bangsa dan negara, tuntutan perkembangan zaman yang semakin menuntut kualitas diri, dan lain sebagainya.

Resep kedua adalah Fokus. Fokus disini lebih pada kecenderungan kita untuk menempatkan studi (S2/S3) sebagai prioritas kehidupan saat itu. Fokus berkonsekuensi pada bagaimana kita membuat mapping atau peta perjalanan studi kita. Kita harus membuatnya dengan serius dan harus konsisten serta disiplin mengikutinya.

Tanpa konsistensi dan kedisiplinan, mapping studi hanya akan menjadi daftar impian semata. Semester pertama apa yang akan kita capai, semester kedua apa, semester ketiga apa, dan seterusnya. Apabila ada capaian yang tidak sesuai rencana, koreksilah dan segera buat strategi penyelesaiannya. Apabila kita tidak sanggup mengoreksi diri, jangan sungkan-sungkan berdiskusi dengan dosen pembimbing akademik, atau teman-teman lain yang kita percaya untuk memberikan masukan atau saran terhadap rencana-rencana kita.

Resep ketiga adalah Kenali diri dan Program studi. Resep ketiga lebih pada bagaimana kita menilai diri sendiri dengan jujur dan memahami sejak dini tuntutan-tuntutan akademik program studi yang diambil. Sejak awal kita harus mengetahui apa saja yang dipersyaratkan program studi untuk kelulusan studi kita. Misalnya, sertifikasi bahasa (Inggris/Arab) dan juga publikasi karya ilmiah di jurnal bereputasi. Sertifikasi bahasa untuk syarat ujian proposal dan publikasi karya ilmiah untuk syarat ujian munaqosah/promosi terbuka.

Sejak semester awal, kita sudah harus memikirkan ini dan sesegera mungkin memenuhinya. Jangan tunda di semester-semester berikutnya atau saat dimana persyaratan ini diminta, nanti malah akan menjadi sumber kepanikan kalau kita terlambat memenuhinya. Jadi, sekali lagi, sejak awal kita masuk kuliah kita harus memahami tuntutan akademik program studi kita, untuk itu kita harus membaca dan memahami panduan akademik dengan seksama.

Selanjutnya, terkait dengan tugas akhir/disertasi kita harus jujur dengan passion atau bidang kita, itu yang akan membantu kemudahan kita dalam penelitian dan penulisan tugas akhir. Jangan memaksakan diri meneliti dan menulis apa yang bukan bidang kita, hanya karena trend misalnya, yang justru akan menghambat selesainya tugas akhir kita.

Resep keempat adalah Komunikasi. Sebagai mahasiswa kita harus membangun komunikasi intensif dan efektif kepada pihak-pihak terkait, yaitu pihak pascasarjana, program studi, dan lebih-lebih komunikasi dengan pembimbing/promotor disertasi kita. Hal-hal yang dirasa kurang dipahami terkait akademik, segeralah komunikasikan dengan baik.

Dalam kaitannya dengan komunikasi, ada hal yang sangat penting yaitu ‘etika’ (unggah-ungguh) berkomunikasi, terlebih kepada pembimbing/promotor. Substansi atau isi pesan itu penting, namun lebih penting lagi adalah ‘etika’ berkomunikasi. Jangan sampai gara-gara kita mementingkan substansi pesan namun sampai mengesampingkan etika, ini bisa membuat komunikasi kita tidak efektif.

Terakhir adalah Berbagilah. Seringlah berbagi dengan siapapun yang membutuhkan, terutama kepada orang-orang fakir miskin dan anak-anak yatim. Sapalah mereka dengan senyuman manis kita dan santunilah mereka sesering mungkin dengan penuh keihlasan. Insya Allah resep ini akan membantu kemudahan terkabulnya hajat kita, termasuk hajat studi lanjut di pascasarjana.

Semoga apa yang saya sampaikan di atas dapat menjadi tips dan sekaligus trik yang dapat membantu kemudahan dalam menuntaskan apa yang akan dan sudah kita pilih untuk memulai. Dengan ketulusan hati, Alam pun akan mengamini.