Raih Doktor Usai Teliti Peranan Pemimpin Agama dalam Membangun Dialog Antarumat Beragama di Keuskupan Atambua

Yanuarius Seran mahasiswa Program Doktor (S3) Studi Islam Konsentrasi Studi Antar Iman Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta berhasil meraih gelar doktor setelah melaksanakan UjianTerbuka Promosi Doktor pada Rabu, 29 Juni 2022, pukul 10.00 WIB di aula Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga. Ia mengangkat disertasi dengan judul “PERANAN PEMIMPIN AGAMA DALAM MEMBANGUN DIALOG ANTARUMAT BERAGAMA DI KEUSKUPAN ATAMBUA “.
Disertasi tersebut diuji oleh Prof. Dr. J.B Banawiratma., dan Dr. Fatimah,M.A. yang sekaligus promotor, dan para tim penguji yang terdiri dari H. Ahmad Muttaqin, S.Ag., M.Ag., Ph.D., Dr. H. Zainudin, M.Ag., Dr. Ustadi Hamzah., S.Ag., M.Ag., dan Rm. Dr.Martinus Joko Lelono Pr.
Yanuarius Seran mengatakan bahwa tujuan penelitianya untuk mengetahui a) kegiatan-kegiatan dialog apa saja yang dilakukan pemimpin agama di Atambua; b) alasan-alasan dilakukannya upaya dialog pemimpin agama di Atambua; c) tanggapan umat lintas agama terhadap upaya-upaya dialog pemimpin agama di Atambua. ia menggunakan teori kepemimpinan transformasional James MacGregor Burns, momen-momen dialog J.B. Banawiratma dan multikulturalisme Bhikhu Parekh sebagai pisau analisisnya.
Penelitian yang ia lakukan menemukan beberapa hal: Pertama, dialog di empat bidang telah mencapai hasil, yaitu dialog kehidupan; analisis sosial dan refleksi etis kontekstual, dialog aksi, dan dialog intra-agama. Di sisi lain, tiga bidang dialog tidak berhasil: mempelajari tradisi agama Katolik dalam komunitas agamanya sendiri; berbagi keyakinan pada tingkat pengalaman dan teologi antaragama.
Kedua, terdapat keterbukaaan dialogis antara pemuka agama dengan masyarakat Atambua, menerima kehadiran etnis minoritas dan tokoh agama lainnya, selama tidak intoleran, ekstremis atau teroris. Ketiga, empat komponen kepemimpinan transformasional James McGregor Burns, yakni pengaruh ideal, motivasi inspirasional, stimulasi intelektual, dan pertimbangan pribadi, telah diterapkan oleh para pemuka agama di Atambua.
Keempat, pemimpin agama transformatif yang visioner, beretika, dan teladan mampu melakukan dialog antaragama. Kelima, umat lintas agama dapat memberikan tanggapan yang baik dan positif terhadap aneka upaya dialog pemimpin agama di Atambua, kendati masih terdapat sisi lemah yang harus diperbaiki.
Setelah memaparkan penelitianya ia berhasil mempertahankan disertasinya dan medapatkan gelar doktor. Yanuarius Seran berhasil mendapatkan nilai sangat memuaskan (cumlaude) dan ia menjadi doktor yang ke 833 Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.(mfn)