Eksplorasi Tradisi Keagamaan: Ziarah ke Makam Raja-Raja Imogiri
Yogyakarta, 14 Februari 2025 – Setelah mengunjungi Vihara Buddha Mendut dan Candi Mendut pada pagi harinya, rangkaian International Conference on Exploring Everyday Religious Life: Tensions and Entanglements between Official Religion, State Regulation, and Lived Religion yang diselenggarakan oleh Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga bekerja sama dengan Marburg University Germany berlanjut dengan kunjungan akademik ke Makam Raja-Raja Imogiri. Kegiatan ini berlangsung dari pukul 13.00 hingga 17.00 WIB dan dipandu oleh Yasser Arafat, dosen sejarah UIN Sunan Kalijaga.
Makam Raja-Raja Imogiri terletak di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan merupakan kompleks pemakaman raja-raja Mataram Islam beserta keluarganya. Didirikan oleh Sultan Agung pada abad ke-17, makam ini menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi para raja keturunan Mataram, termasuk raja-raja Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Kompleks makam ini tidak hanya memiliki nilai historis yang tinggi tetapi juga menjadi saksi perjalanan panjang Islam dan tradisi keagamaan di Jawa.
Dalam kunjungan ini, Yasser Arafat menjelaskan berbagai aspek sejarah dan tradisi yang masih dijaga hingga saat ini. Ia menguraikan bagaimana Makam Imogiri mencerminkan akulturasi antara Islam dan tradisi Jawa, terlihat dari arsitektur makam yang menggabungkan unsur Islam dan Hindu-Buddha. Selain itu, ia juga menjelaskan mengenai ritual ziarah yang dilakukan masyarakat serta makna spiritual dari berbagai struktur yang ada di dalam kompleks makam.
Salah satu momen utama dalam kunjungan ini adalah ziarah ke makam Sultan Agung, pendiri Kesultanan Mataram yang dikenal sebagai pemimpin besar dengan visi penyatuan Nusantara. Sebelum memasuki area makam utama, para peserta diwajibkan untuk mengenakan pakaian adat Jawa sesuai dengan aturan tradisional yang berlaku. Laki-laki mengenakan kain jarik, beskap, dan blangkon, sementara perempuan mengenakan kebaya. Pergantian pakaian ini menjadi bagian dari pengalaman spiritual yang menunjukkan penghormatan terhadap tradisi dan leluhur.
Selama sesi ziarah, peserta diajak untuk merefleksikan bagaimana tradisi keagamaan dan sejarah kerajaan Islam di Jawa terus hidup dalam praktik masyarakat hingga saat ini. Kegiatan ini memberikan wawasan lebih mendalam mengenai hubungan antara agama, budaya, dan sejarah, serta bagaimana masyarakat masih menjaga warisan spiritual leluhur mereka.
Dengan berakhirnya kunjungan ini, peserta mendapatkan pengalaman langsung tentang pentingnya makam sebagai ruang sakral dalam kehidupan keagamaan masyarakat Jawa.