Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Gelar Ujian Terbuka Doktor dengan Kajian Kisah Al-Qur’an oleh M. Nurul Huda

Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta menyelenggarakan Ujian Terbuka Promosi Doktor pada Selasa, 14 Januari 2025, di Aula Pascasarjana. Kandidat doktor, M. Nurul Huda (NIM 17300016070), mempresentasikan disertasi berjudul "Kisah Al-Qur’an dalam Perspektif Sastra dan Filsafat Sejarah: Studi Perbandingan Pemikiran Muhammad Ahmad Khalafallah dan Muhammad Shahrur."

Acara ujian terbuka yang dipimpin oleh Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, M.A. dengan skretaris Dr. Mochamad Sodik, S.Sos., M.Si ini dipromotori oleh Prof. Dr. H. Abdul Mustaqim, S.Ag., M.Ag., dan Dr. H. Akhmad Patah, M.A. Tim penguji terdiri dari Ahmad Rafiq, M.Ag., M.A., Ph.D., Dr. Phil. Munirul Ikhwan, Lc., M.A., Dr. Subi Nur Isnaeni, M.A., dan Dr. H. Hamim Ilyas, M.A. Para penguji memberikan apresiasi atas temuan dan kontribusi disertasi ini dalam memperkaya kajian tafsir modern.

Dalam penelitiannya, Nurul Huda mengangkat kajian mendalam mengenai ayat-ayat kisah yang mencakup lebih dari separuh jumlah ayat dalam Al-Qur'an. Ia menyoroti pendekatan tafsir yang selama ini cenderung bersifat temporer dan kurang sistematis. Menggunakan teori hermeneutika Gadamer, ia membandingkan metode yang diterapkan oleh dua tokoh besar, Muhammad Ahmad Khalafallah dan Muhammad Shahrur.

Huda menemukan bahwa Khalafallah lebih menitikberatkan pada pendekatan sastra yang berfokus pada aspek psikologis ayat-ayat kisah, sementara Shahrur menggunakan pendekatan filsafat sejarah yang menekankan hukum sejarah (al-sunan al-tārīkhī). Keduanya sama-sama melihat kisah dalam Al-Qur'an bukan sekadar sebagai bukti sejarah, melainkan sebagai panduan moral dan makna mendalam bagi manusia.

Disertasi ini juga mengungkap tiga implikasi besar pembacaan ayat-ayat kisah. Pertama, pendekatan ini dapat menjaga relevansi ayat-ayat kisah dalam konteks lintas zaman (sāliḥ li kulli zamān wa makān). Kedua, kisah-kisah tersebut dapat digunakan untuk humanisasi tokoh Al-Qur'an. Ketiga, orientasi interpretasi ayat diarahkan pada nilai-nilai universal yang mendukung pembelajaran dan antisipasi manusia terhadap tantangan sejarah.