Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga dan Marburg University Gelar Kolaborasi Konferensi Internasional Bahas Tema: Exploring Everyday Religious Life

Yogyakarta, 12 Februari 2025 – Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga bekerja sama dengan Marburg University Germany menyelenggarakan konferensi internasional bertajuk Exploring Everyday Religious Life: Tensions and Entanglements between Official Religion, State Regulation, and Lived Religion. Acara ini digelar di Gedung Prof. Soenarjo Building, lantai 1, dan berlangsung dari pukul 09.00 hingga 12.00 WIB. Konferensi ini dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia serta para akademisi dari UIN Sunan Kalijaga dan Marburg University Seperti Prof. Edith Franke, Prof. Albrecht Fuess, dan Dr. Susanne Rodemeier.

Acara ini dibuka dengan sambutan dari Plt. Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Ahmad Rafiq, S.Ag., M.A., Ph.D. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa konferensi ini merupakan bentuk implementasi kerja sama antara Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga dengan Marburg University yang telah terjalin erat selama bertahun-tahun. “Sejak tahun 2022, kami telah berkolaborasi dengan berbagai institusi, termasuk NISIS. Bahkan, pada tahun lalu, mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga telah dikirim ke Marburg University untuk mengikuti program sandwich guna memperdalam keilmuan mereka,” ujarnya. Ia berharap kerja sama ini terus berkembang dengan semakin banyaknya program akademik yang melibatkan kedua belah pihak.

Selanjutnya, Prof. Edith Franke dari Marburg University turut memberikan sambutan. Dalam pidatonya, ia menyoroti pentingnya kolaborasi jangka panjang antara dua universitas ini. “Kerja sama antara UIN Sunan Kalijaga dan Marburg University sudah berlangsung sejak tahun 2003. Tidak hanya sebatas konferensi, tetapi juga mencakup berbagai program seperti publikasi ilmiah bersama, pertukaran dosen dan mahasiswa, serta berbagai riset akademik yang telah menghasilkan kontribusi signifikan bagi kajian keislaman di tingkat global,” ungkapnya. Ia juga menekankan bahwa kolaborasi ini terus berkembang untuk memberikan manfaat bagi kedua institusi dan masyarakat akademik internasional.

Sambutan berikutnya disampaikan oleh Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama, Prof. Dr. Phil Sahiron. Ia mengapresiasi kehadiran para profesor dari Marburg University dan menekankan pentingnya kerja sama akademik dalam meningkatkan mutu pendidikan tinggi Islam. “Kami berterima kasih kepada para akademisi dari Marburg University yang telah hadir di UIN Sunan Kalijaga. Kerja sama ini sangat strategis dalam meningkatkan kualitas kedua universitas, baik dalam transfer ilmu pengetahuan maupun dalam pengembangan riset dan publikasi akademik. Kementerian Agama akan selalu mendukung upaya internasionalisasi pendidikan Islam melalui berbagai inisiatif akademik seperti ini,” tegasnya.

Acara resmi dibuka oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Noorhaidi Hasan, S.Ag., M.A., M.Phil., Ph.D. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa konferensi ini merupakan bagian dari strategi internasionalisasi UIN Sunan Kalijaga. “Kami berharap konferensi ini menjadi langkah konkret dalam memperkuat reputasi akademik UIN Sunan Kalijaga di kancah internasional. Dengan semakin eratnya kerja sama dengan berbagai universitas di Eropa dalam bidang Islamic Studies, kami optimis bahwa UIN Sunan Kalijaga dapat semakin diakui secara global dan masuk dalam pemeringkatan QS World University Rankings,” ujarnya.

Konferensi ini menjadi bukti nyata bahwa UIN Sunan Kalijaga terus berkomitmen dalam membangun kerja sama akademik lintas negara, khususnya dalam bidang studi keislaman. Melalui diskusi yang berlangsung, diharapkan muncul gagasan-gagasan baru yang mampu menjawab tantangan kehidupan keagamaan di era modern.

Setelah sesi pembukaan, konferensi dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Prof. Machasin yang membahas tema Managing Religions and Religious Life: An Indonesian Experience. Dalam paparannya, ia menjelaskan bagaimana dinamika kehidupan keagamaan di Indonesia dikelola dalam berbagai aspek, baik oleh negara maupun oleh masyarakat sipil. Ia menyoroti bagaimana regulasi negara dapat berinteraksi dengan praktik agama yang berkembang di masyarakat dan bagaimana pendekatan yang inklusif dapat memperkuat harmoni sosial.

Sesi berikutnya diisi oleh Prof. Edith Franke yang menyampaikan materi bertajuk Vernacular Religion: A Helpful Concept (Not Only) for the Study of Everyday Religious Life. Dalam presentasinya, ia menguraikan konsep agama lokal (vernacular religion) dan bagaimana pendekatan ini dapat memberikan perspektif baru dalam memahami praktik keagamaan sehari-hari yang tidak selalu sesuai dengan doktrin resmi. Ia menekankan bahwa kajian agama sebaiknya tidak hanya berfokus pada institusi formal, tetapi juga pada pengalaman dan praktik keseharian yang sering kali lebih mencerminkan dinamika keagamaan yang sebenarnya di tengah masyarakat.