Diskusi Panel Internasional: Exploring Everyday Religious Life (Tensions and Entanglements between Official Religion, State Regulation, and Lived Religion)

Yogyakarta, 12 Februari 2025 - Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta bekerja sama dengan Marburg University, Jerman, menggelar serangkaian diskusi panel dalam konferensi bertajuk Exploring Everyday Religious Life: Tensions and Entanglements between Official Religion, State Regulation, and Lived Religion. Panel diskusi ini dimulai pukul 13.00 WIB dan menampilkan berbagai perspektif akademisi dari dalam dan luar negeri.

Diskusi panel pertama dipimpin oleh Mohammad Yunus di Aula Pascasarjana dan menampilkan berbagai topik menarik. Albrecht Fuess dari Marburg University membahas "The Institutionalization of Migrant Religions in Germany after World War II: The Case of Islam." Diskusi kemudian berlanjut dengan presentasi Muhammad Mufti Al Achsan dari UIN Sunan Kalijaga mengenai "The Transformation of Salafism under Joko Widodo’s Repressive Strategy: Identity, Political Participation, and Political Ideology."

Di panel kedua yang dipimpin oleh Munirul Ikhwan di PAU Lantai 1, beberapa isu menarik turut dibahas, seperti "The Biographies of Feminine Mushaf in Indonesia: Piety and Commodity" oleh Najib Kailani dan Subi Nur Isnaini dari UIN Sunan Kalijaga, serta "Lines of Conflict within Indonesian Village-communities: An Example from Eastern Indonesia" oleh Susanne Rodemeier dari Marburg University.

Panel ini juga menampilkan presentasi dari Ayub Wahyudin dari Fahmina Institute of Islamic Studies tentang "The Silent Movement of the Asma Duit Community in Confronting the Habib Supporters in Cibingbin, Kuningan." Dewi Candraningrum dari The Feminist Journal SALASIKA juga berbicara mengenai "Mothers of Nguter Read, Mediate, and Embody Everyday Prayers: Pollution and Protest against PT. RUM Sukoharjo."

Sesi diskusi panel ketiga yang dipimpin oleh Suhadi di Pascasarjana Ruang 206 menampilkan pembicara seperti Ahmad Rafiq dari UIN Sunan Kalijaga dengan topik "The Quran and Mourning Rituals in Indonesia" dan Ubed Abdilah Syarif dari Pradita University yang membahas "Religious Authorities and Public Opinion in Everyday Iran."

Diskusi ini juga mencakup presentasi Isabel Jakob dari University of Marburg tentang "The Instrumentalisation of Religion in a Political Landscape: Hindu Nationalism and its Impact on Indian Democracy," serta Yusti Dwi Nurwendah dari UIN Sunan Kalijaga yang membahas "Women on Stage and the Dance for God: Embodying Piety and the Contested Status of Women’s Bodies." Kemudian Ahmad Shalahuddin Mansur dengan judul tulisan “Defining Religion: The State's Interpretation of the To Lotang Community's Beliefs”.

Panel diskusi keempat yang dipimpin oleh Susanne Rodemeier di Aula Pascasarjana membahas berbagai dinamika keagamaan dalam era digital. Ahmad Muttaqin dari UIN Sunan Kalijaga mengangkat isu "Transforming Everyday Religious Life into Digital Culture: Problem & Challenge of Sholat Jumat Online in Indonesia."

Umar Ryad dari University of Leuven, yang bergabung melalui Zoom, berbicara tentang "Imam Training and Islamic Theology in the Netherlands: Between Secularism, State Regulation, and Muslim Religious Aspirations." Josef Ell dari UIN Sunan Kalijaga juga menyampaikan kajian "Belan Kei, the Sacred and the Profane: Cultural Hermeneutics of Sophia Perennis in the Belan Tradition and Its Contribution to Inter-Religious Harmony in the Kei Archipelago." Kemudian Claudia Derichs dari Humboldt Universität zu Berlin dengan judul Entanglements: Religion and Politics in Malaysia’s Solidarity Performance with Palestine. Dilanjut dengan Fina Ulya & Fatikhatul Faizah dari College of Islamic Studies of Sunan Pandanaran Yogyakarta dengan judul Policy, Power, and Resistance: A Foucaultian Study of Mining Permits and Religious Organizations' Responses.

Panel kelima yang dipimpin oleh Sunarwoto membahas moderasi beragama dan otoritas keagamaan. Sahiron dari UIN Sunan Kalijaga membahas "Religious Moderation in Indonesia: A Contested Space Between State Policy and Lived Religion." Abd. Halim dari UIN Raden Mas Said Surakarta memaparkan tulisannya Hearing Gus Baha as Habit of Snacking: How Oral Exegesis Shapes Piety. Munirul Ikhwan memaparkan "From Islamic Reformism to Wasaṭiyya: Understanding Religious Narratives of Indonesian Alumni of al-Azhar." Sementara itu, Nur Laeliyatul Masruroh dari Universitas Indonesia menyoroti pengalaman Muslimah yang memilih melepas hijab dalam kajiannya "Examining the Experience of Muslim Women Removing the Hijab in Indonesia: An Autoethnographic Perspective." Kemudian diakhiri oleh Mubaidi Sulaeman dari Universitas Tribakti dengan tulisanya The Dilemma Between Rights and Obligations: The 2009 MUI Fatwa, Prohibition of Abstaining from Voting, and Disembodied Islamic Piety.

Panel keenam yang dipimpin oleh Nina Mariani Noor di Ruang 206 Pascasarjana menyoroti relasi antara identitas keagamaan dan negara. Esat Öztürk dari University of Marburg membahas "Between Two States: Turkish Religious Organizations in Germany in the 1980s." Moch Nur Ichwan dari UIN Sunan Kalijaga mengangkat isu "(Un)Faith in the City: Colloquial Shari'a and Everyday Secularities in Banda Aceh." Amin Mudzakkir dari BRIN menyoroti "Politicization of Identity Politics in the Era of Joko Widodo's Administration in Indonesia." Imam Sopyan dari Indonesian International Islamic University membahas "Ministry of Religious Affairs, ‘Religious Moderation’ Policy, and Surveillance Politics in Contemporary Indonesia." kemudian diakhiri Firmanda Taufiq & Rahmatullah dari UIN Sunan Kalijaga dengan tulisanya New Religious Authority: Discourses of Muslim Women's Activism and Gender in Social Media Spaces.

Kegiatan pada tanggal 12 februari diakhiri dengan gala dinner bersama antara peserta konferensi dan kedua universitas.